Di langit, arak-arakan awan ke utara
Lalu mendung diam-diam
menguntit dibelakangnya
(ah, hujan tinggal menunggu waktu
untuk ditaburkan!)
Di darat, keretaangin lalu-lalang.
Tergesa. Mungkin berlomba dengan
tik-tok jam: mengejar nasib yang sudah
sampai duluan di garis depan
Di kamar, lamat-lamat kudengar
seniman asing berlagu tentang kematian
yang gapyak itu. Katanya: “bencana
bisa diciptakan kapan saja!”
Di gunung itu, aku tak tahu
masihkah Sisifus setia mendorong batu?
Salahnya telah diganjar sebuah hukuman
Sesalnya dia bayar dengan pengulangan-pengulangan
Kata orang: hidup ini apokaliptik
Kata yang lain: sejarah belum sampai titik!
Dan katamu, Sayangku:
“Akan kubawa kau terbang
ke pantai yang sepi nan lapang.
Meski kita tahu, di atas cakrawala itu
berserakan batu, bilah kayu, pecahan botol, dan
gedung-gedung yang hitam terpanggang…”
Gampingan, 2 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang Saya
- Damar Nugrahono Sosodoro
- Yogyakarta, DIY, Indonesia
- Tarung batin antara apollonian dan dionysian, meski tidak pernah memenangkan siapa-siapa. Senang berkenalan dengan Anda!
0 komentar:
Posting Komentar