Mirzmade

ikhtiar memelihara klangenan bernama aksara

08.59

Pagi Ini

Diposting oleh Damar Nugrahono Sosodoro |

Di langit, arak-arakan awan ke utara
Lalu mendung diam-diam
menguntit dibelakangnya
(ah, hujan tinggal menunggu waktu
untuk ditaburkan!)

Di darat, keretaangin lalu-lalang.
Tergesa. Mungkin berlomba dengan
tik-tok jam: mengejar nasib yang sudah
sampai duluan di garis depan

Di kamar, lamat-lamat kudengar
seniman asing berlagu tentang kematian
yang gapyak itu. Katanya: “bencana
bisa diciptakan kapan saja!”

Di gunung itu, aku tak tahu
masihkah Sisifus setia mendorong batu?
Salahnya telah diganjar sebuah hukuman
Sesalnya dia bayar dengan pengulangan-pengulangan

Kata orang: hidup ini apokaliptik
Kata yang lain: sejarah belum sampai titik!

Dan katamu, Sayangku:
“Akan kubawa kau terbang
ke pantai yang sepi nan lapang.

Meski kita tahu, di atas cakrawala itu
berserakan batu, bilah kayu, pecahan botol, dan
gedung-gedung yang hitam terpanggang…”

Gampingan, 2 Maret 2011



0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe