Mirzmade

ikhtiar memelihara klangenan bernama aksara

20.22

Ziarah Seorang Ayah di Makam Mendiang Putranya

Diposting oleh Damar Nugrahono Sosodoro |

…dan lalu pena tergores (sedikit terbata)
di atas lembab nisan batu:
“bagaimana mungkin kau ada di neraka,
bila nyata-nyata kau ada di hatiku?”
Yogyakarta, 30 Oktober 2011

02.36

Buat N.P.D.S.

Diposting oleh Damar Nugrahono Sosodoro |

"Aku takut - atau sekadar gamang - menatap masa depan yang belakangan tak lagi gamblang...", katamu. Lalu pelan-pelan ujung telunjukmu mendarat di manset kemejaku. Tahun menggugur daun, penghujan padam, kemarau bersih pada bunga-bunga tembakau. Kamu tetap seperti yang dulu: dahaga pada kata, dendam pada gumam, rindu pada abu-abu yang dibekukan waktu. Apa daya: aku juga sepertinya sama saja. Berdamai dengan masa lalu jelas tak mungkin, meski perahu jauh mengarung lautan yang dingin (di belakangku, dermaga telah hangus bersama humus). Yang setara tak selamanya menyenangkan, karena pada trauma aku tak ingin diingatkan...
Yogyakarta, 10 Juni 2011

Subscribe