− buat Pak Untung
Hujan meneduhkanmu dari ketergesa-gesaan
Lalu angin mendesir getir, pada sela-sela pasak
penyangga hidupmu, pada kobar tungku
pengusir sementara dinginmu
Kepul-kepul asap kretek adalah
pelacur paling setia
Juga bait-bait dhandanggula
oleh dalang tua dari radio tua
Atau tiba-tiba hentakan tabla
− datang merangsek entah dari mana
Menunggu matinya malam dan
istri tercintanya: hujan…
(Lalu perahumu berlabuh pada subuh
yang merekah merah, pecah!)
“Sudahlah, Dik, terserah saja
Mungkin memang kuwalatku
karena tega membalik waktu
Tapi ingat! Masa depan sudah
sejak lama meninggalkan saya”
Gampingan, 25 April 2010
0 komentar:
Posting Komentar