Di antara gugur cemara
dan cubit surya yang malu-malu
lamat-lamat kulihat wajahmu
Kaupungut satu yang jatuh di pasir:
kering, layu, ranggas
lalu kabur bersama muson barat
Ah, pertemuan selalu gegas
Meski salah satu kita datang terlambat
Senja telah beruluk salam, Abang...
Tapi tak jua kau antarkan aku pulang
Aku masih waras. Masih bisa
menulis sebait prosa, tentang ikal yang jatuh
perlahan di antara senyummu
Tentang anak-anak puisi
yang selalu mengusik tidurku itu?
Apa kita musti pulang sendiri-sendiri?
Kurasa begitu...
Aku mau naik pedati
Aku pilih jalan kaki
Yogyakarta, 14 Februari 2011
0 komentar:
Posting Komentar