Sore itu, matahari pelan-pelan melepas baju putihnya
Lewat ventilasi ia intip wajahmu yang sedikit tegang
Mungkin karena direpotkan oleh pertanyaan: apa beda
yang sekarang dan yang akan datang
Diam-diam digandengnya tanganmu untuk sejenak istirah
berkawan rindangnya mangga, di bangku usang depan rumah
Dari kejauhan sayup-sayup bunyi kereta
juga riangnya kanak-remaja berangkat TPA
Duduk di atas sepeda adalah aku, memandangmu dari kejauhan
Ikal rambutmu tak pernah berubah: jadi jingga bila terpapar senja
Meski aku ingat betul ia sebenarnya kecokelatan
Ah... apalah gunanya mata bila tak ada cahaya!
Bolehkah kuhampiri, lalu duduk berdua
mulut sunyi, hanya pandang mata ke barat sana?
Biar saja kita selalu alpa: antara aku, kamu, dan waktu
siapa yang sesungguhnya mesti bicara lebih dulu
Karena buat seorang lelaki pemalu, semua seolah selesai
Saat percakapan yang beku terbayar tatap-muka yang damai
Yogyakarta, 14 Oktober 2013
***
Terinspirasi dari komposisi musik karya Gardika Gigih Pradipta dengan judul "My Story: Lamunan Senja" (https://soundcloud.com/gardika-gigih-pradipta/my-story)
Langganan:
Postingan (Atom)
Wewacan
Tentang Saya
- Damar Nugrahono Sosodoro
- Yogyakarta, DIY, Indonesia
- Tarung batin antara apollonian dan dionysian, meski tidak pernah memenangkan siapa-siapa. Senang berkenalan dengan Anda!